TORANG PE KAMPUNG

NEGRI, TONSEA
Sebuah situs yang mengangkat serta mengatur frofil, latar belakang, dan sejarah Desa Treman dan dapat mengakses berita- berita terbaru yang terjadi di Wanua Tareuman Jaya. media internasional yang di drived oleh seorang anak muda peduli, penasaran identitas dan asal - usulnya yang berasal dari wanua ini juga. disini juga bisa mendapat masukkan, tanggapan serta krtikan dari orang - orang Treman yang diluar dan didalam maupun darimana mana saja dengan. klik www.chandra-dengah-rooroh.blogspot.com Alamat : Jl. A. Mononutu, Kec Kauditan - Kab. Minahasa Utara - Sulawesi Utara - kode pos. 95372 telp. -

The Epic Journey!!


(puisi untuk perjalanan Wanuaku yang tercinta)

From Walantakan to Kelewer…

From Kelewer to Keraris…

From Keraris Tengetwatu Eris…

From Eris to Tongkeina…

From Tongkeina to Minawanua…

From Minawanua to Tareuman Jaya…



(Ch. D. Rooroh)

Kumentar lagu Wanua

Tareuman, wanua koki Menangkaki gunung kelabat Mena un tinouangku Aki witu ku minasela Tareuman, wanua kendis, Nyaku rumendem umbanuaku Pa’ad rumae kumawuri, Rendemku wia niko Reff: Wanua Tareuman, aki Tonsea Wanua gagahku,aki mena ndou Wanua Tareuman Tareuman,wia genangku Nyaku wia sengkotan Nyaku so’o mate wia Tareuman, oh wanuaku Cipt :Hans Katuuk/thn 80an

TREMAN PE LAMBANG

TREMAN PE LAMBANG

HUKUM TUA WANUA TREMAN PERIODE (2007 - 2013)

HUKUM TUA WANUA TREMAN PERIODE (2007 - 2013)
BERNHARD WOLTER JOHANIS TUWAIDAN

Kamis, 04 Desember 2008

SEJARAH SINGKAT WANUA TREMAN

a. Asal usul terbentuknya Sejarah Desa.
Awal mulanya disekitar pertengahan tahun 1525 dari sekelompok masyarakat kecil dari desa walantakan, sebutan sebuah daerah waktu itu yang sekarang disebut TONSEA LAMA atas pimpinan Dotu lengkong, Wulur dan Rensina bersama- sama dengan Tonaas Paruntu dan Makalew. Mereka bermufakat untuk mencari tempat baru dan dijadikan pemukiman/ wanua tempat tinggal mereka (Tumani), merekapun berkelana ke arah utara mengikuti Kuala Sawangan (Sungai Sawangan) untuk mencari tempat tinggal dan tempat pertama yang mereka temui mereka namakan KELEWER (daerah sekitar pegunungan Dembean).
Selanjutnya setelah kurang lebih 7 tahun lamanya mereka tinggal menetap disitu dengan melalui ritual- ritual adapt, mereka bermohon kepada Opo Empung (Tuhan yang maha Kuasa), melalui kepercayaan waktu itu dengan perantaraan burung Manguni (Doyot) bahwa tempat itu belum dikabulkan maka pada tahun 1532 tempat itu mereka tinggalkan pindah kearah utara dan sampailah mereka disuatu tempat yang mereka namakan tempat itu KERARIS. Juga ditempat itu sesuai dengan apa yang mereka alami ditempat pertama ini juga tidak cocok bagi mereka, maka pada tahun 1539 mereka berpindah lagi menuju arah timur dan sampailah mereka disuatu tempat yang oleh mereka namakan tempat itu TENGETWATU (yang sekarang daerah itu dikenal dengan sebutan ERIS (didaerah selatan perkebunan Wanua treman), tempat ini juga terdapat peninggalan sejarah yaitu Lesung yang terbuat dari batu (TengetWatu).
Pada tahun 1546 mereka (rombongan keluarga) berpindah lagi, juga tempat ini belum direstui Opo Empung (Tuhan yang Maha Kuasa) karena banyak gangguan antara penyakit, serbuan bangsa luar dan lain – lain, maka menujulah mereka kearah timur dan sampailah mereka disuatu tempat yang bernama TONGKEINA. Pada akhir tahun 1691, oleh Dotu Lengkong, Tonaas Paruntu dan Makalew serta rombongnya dengan melalui ritual adat melalui permohonan pada Opo Empung (Tuhan yang Kuasa) dengan perantaraan burung Manguni (Doyot) saat itu mereka mendapat suatu jawaban bahwa tempat ini sudah diKabulkan atau sudah mendapat restu dari Opo Empung (Tuhan yang Kuasa) yang dalam bahasa daerahnya : Tareuman kinalelean ni Opo Empung Pamikiwean atau inilah jawaban dari Tuhan yang Kuasa yang resminya nama desa tersebut adalah : TAREUMAN (saat ini tempat tersebut disebut – sebut dengan naman MINAWANUA yaitu bekas Kampung atau desa dan tempat ini banyak terdapat peninggalan sejarah dimana sebagai bukti Kuburan Tua (Waruga). Diantaranya terdapat Waruga Dotu Lengkong, juga dari peninggalan tersebut tedapat bekas benteng pertahanan yang mengelilingi tebing antara lain batu – batu besar serta rumpun bamboo yang unik yaitu bamboo yang mempunyai duri – duri yang melingkar.
Selanjutnya selama 160 tahun mereka bermukim mereka bergeser lagi kearah utara dan tempat itu mereka namakan TAREUMAN UNET/PINECISAN. Stelah mereka bermukim kurang lebih 40 tahun atau pada tahun 1801 mereka bergeser lagi sedikit kesebelah utara karena rombongan masyarakat ini sudah berkembang besar maka dari sebagian rombongan tinggal menetap ditempat ini dan mereka namakan tempat tinggal ini TAREUMAN WANGKO dan saat ini sudah menjadi tempat tinggal yang abadi dan kekal serta namanya sekarang disebut TREMAN. Menurut data dan penuturan dari para leluhur dan nenek moyang yang diwariskan kepada cucu- cucunya bahwa pada tahun 1684 dan sebelumnya belum ada suatu pemerintahan yang sah oleh karena Dotu dan rombongannya bersama – sama Tonaas Paruntu dan Makalew pada waktu itu selalu berpindah – pindah tempat pemukiman. Baru kemudian di akhir bulan ke- 3 tahun1685 ditempat yang bernama TONGKEINA mereka berusaha membentuk suatu pemerintahan yang dihulubalangi oleh Tonaas. Pada permulaan tahun 1698 dengan resminya mulai diadakan pemilihan Hukum Tua dan sebagai Hukum Tua yang Pertama ialah LENGKONG yaitu sejak 1698 s/d 1718 (selama 20 thn). Seterusnya sampai dengan Hukum Tua sekarang yang ke- 32 ialah Hukum Tua BERNHARD WOLTER JOHANIS TUWAIDAN (periode 2007 s/d 2013).

b. penetapan Hari Ulang Tahun Wanua Treman.
Hari ulang tahun Wanua ditetapkan melalui suatu perumusan dari tokoh – tokoh masyarakat, tokoh adapt serta masyarakat lainnya yang mengetahui atau menerima atas data dan penuturan dari para leluhur/ nenek moyang yang diwariskan dan disesuaikan dengan data – data yang berkaitan dengan pengolahan sejarah Wanua. Maka sebagai hasil perumusan tersebut dicetuskanlah Hari Ulang Tahun Desa Treman yang jatuh pada tanggal 31 maret dan untuk hari ulang tahun yang pertama dilaksanakan pada tanggal 31 maret 1981 (HUT ke 296 dimasa pemerintahan Hukumn Tua Nicodemus Tuwaidan, Hukum Tua ke 28). Saat ini desa Treman sudah melaksanakan hari ulang tahun desa yang ke- 323, pada tanggal 31 maret 2008 (1685 – 2008).

c. Penetapan Motto dan Logo.
Dimasa periode Hukum Tua BERNADUS B. MEKEL (1988 – 1999) dengan melalui musyawarah LMD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, LKMD, Perangkat Desa, dan masyarakat lainnya berkenaaan dengan pelaksanaan HUT desa ke- 304 (1685 – 2008) Ditetapkan moto desa Treman ialah : RONDOREN WO WANGUNEN UM BANUA. Sedangkan untuk logo Wanua/ desa ialah bergambar latar belakang gunung klabat, pohon kelapa dan areal pertanian ladang/ sawah.

Sumber : Dok. pengolahan sejarah desa.

GEOSTRATEGY

A. Geografi.
1. Batas Wilayah Wanua Treman
• Sebelah utara dengan gunung Klabat
• Sebelah timur dengan desa Kawiley dan perkebunan desa Lansot
• Sebelah selatan dengan desa Lilang
• Sebelah barat dengan desa Kaima
2. Luas wilayah Wanua Treman.
Wilayah Kepolisian desa Treman mempunyai luas kurang lebih 1.447 ha.
• Perkebunan/ Hutan rakyat ………………… 894 ha
• Lading/ Tegalan ………………… 127 ha
• Sawah/ Empang Dll ………………… 104 ha
• Tanah kritis/ Tandus ………………… 096 ha
• Padang ilalang ………………… 204 ha
• Luas pemukiman Wanua/ desa ………………… 022 ha

3. Orbitasi dan waktu tempuh.
• Jarak wanua ke ibukota kecamatan 3 km, waktu tempuh 5 menit
• Jarak wanua ke ibukota kabupaten 7 km, waktu tempuh 15 menit
• Jarak wanua ke ibukota propinsi 27 km, waktu tempuh 1 jam
Untuk ketersediaan angkutan umum, setiap saat ada.
4. Topografi dan bentang lahan serta kondisi geografis.
Letak Wanua/ desa Treman terbujur memanjang dari arah barat ke timur 15 derajat lintang utara dengan kemiringan 5 derajat, suhu minimum 22 derajat celcius dan maksimum rata – rata 23 derajat celcius, tinggi dari permukaan laut 265 meter, iklim secara umum tropis, curah hujan 3000 m/th dari jumlah hujan terbanyak 120 hari. Keadaan tanah terdiri dari 45% wilayah datar sampai berombak, 25% wilayah berombak sampai berbukit, dan 30% wilayah berbukit sampai pegunungan.

B. Monografi.
1. jumlah penduduk (sesuai data s/d thn. 2008)
Laki – laki : 1.334 jiwa
Perempuan : 1.369 jiwa
Jumlah : 2.703 jiwa
Jumlah kepala keluarga : 754 KK
2. Penduduk menurut kewrganegaraan.
WNI : 2703 jiwa
WNA : - jiwa

C. Pemerintahan.
Struktur pemerintahan desa Treman ialah sebagai pimpinan di Wanua/ desa adalah Hukum Tua dibantu oleh Sekretaris Desa, 5 Kepala Urusan, 3 Petugas Teknis Lapangan, 16 Kepala Jaga dan 16 Meweteng. Selanjutnya untuk keamanan dan ketertiban Wanua/ desa Treman mempunyai 32 petugas Hansip, Wanra, Kamra, (Linmas) serta dalam perencanaan pembangunan di Wanua/ desa ialah LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) yaitu 5 pengurus inti di lengkapi dengan coordinator 10 seksi yang sudah termasuk didalamnya PKK dimana secara langsung ketua Tim penggerak PKK ialah ibu Hukum Tua desa Treman. Berikut sebagai mitra kerja Hukum Tua dalam menjalankan roda pemerintahan di Wanua/ desa serta menampung aspirasi masyarakat dan pengawasannya dilengkapi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan anggota. Keseluruhannya, berjumlah 11 orang yang pada intinya dalam kemitraan di Wanua/ desa berjalan dengan baik sesuai dengan tugas, porsi dan kegiatannya masing – masing.

D. Pendidikan.
Di Wanua Treman juga mempunyai sarana pendidikan yaitu :
• TK GMIM Eben Haezer Treman
• TK Hanah GPDI Treman
• SDN Teladan Treman
• SDN Impres Treman
• SMP Negri 2 Treman
Ada juga lembaga pendidikan swasta yang di kelola beberapa pemuda intelektual wanua treman seperti Pelatihan bahasa Inggris Dan Komputerisasi yang tidak kalah dengan standard yang ada di kota besar. Di antarnya yaitu MEC (Minut Education Center) English and Computer course.

E. Sosial Ekonomi.
Mayoritas Penduduk dan masyarakat Wanua/ desa Treman adalah petani untuk itu demi teroganisirnya dalam mengerjakan dan mengelola pertanian maka dibentuklah kelompo – kelompok tani menurut bidang masing – masing.
a. Kelompok Tani tanaman keras (kelapa, pala, cengkih dll).
b. Kelompok Tani Jagung, Cabe, Tomat dll.
c. Kelompok Tani sawah.
d. Kelompok Tani Pohon Jarak.
e. Kelompok Tani ikan air Tawar.
Dan dari kelompok Tani yang ada di Wanua/ desa Treman, untuk 10 kelompok ini dibentuk lagi 1 organisasi induk yaitu GAPOKTAN (Gabungan Kelompok – kelompok Tani Wanua Treman.
Dari kehidupan masyarakat di Wanua/ desa dalam menunjang perekonomian tentunya tak lepas dari topangn ataupun bantuan dari Koprasi yang ada di Wanua/ desa (KUD Klabat) dan 2 koprasi lainnya yaitu koprasi simpan pinjam. Selanjunya dari sarana perhubungan jalan – jalan menuju perkebunan selalu ada perawatan/ pemeliharaan melalui pekerjaan gotong – royong (Mapalus).

F. Sosial Budaya dan Kemasyarakatan.
Masyarakat wanua/ desa Treman dalam kehidupannya sudah ada kesadaran rasa kekeluargaan yang sangat tinggi, peduli terhadap sesame, hal ini tergambar khususnya dalam bermasyarakat masih dikenal dengan Wanua Taranak (desa Keluarga) dengan kata lain sebagian besar masih ada hubungan keluarga sehingga untuk rasa Mapalus masih sangat kental dan tinggi baik dalam menangani acara suka maupun duka.
Dalam hal keutuhan beragama di Wanua/ desa Treman oleh Hukum Tua telah membentuk satu wadah resmi yaitu Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB), dimana dari setiap denominasi agama yang ada di Wanua/ desa saling ada kerja sama terutama dalam hal pelayanan.
• Kristen Protestan :
GMIM : 2071 jiwa
GPDI : 0281 jiwa
MAHK : 0147 jiwa
Lainnya : 0018 jiwa
• Kristen katholik : 0117 jiwa
• Islam : 0069 jiwa
• Hindu : - jiwa
• Budha : - jiwa

Organisasi dan kemasyarakatan di Wanua/ desa antara lain yang sudah ada yaitu dari pemuda KARANG TARUNA DINTAS KARYA, selanjutnya terdapat juga organisasi sosia pemerintahan seperti LVRI, PEPABRI, PWRI juga dalam hal ini Hukum Tua telah membentuk lagi satu lembaga yang akan berpengaruh pada seluruh keadaan di Wanua/ desa Treman yaitu LEMBAGA ADAT, BUDAYA DAN PARIWISATA, bersama dengan FORUM KONSULTASI KAUM INTELEKTUAL (FKKI).

NAMA - NAMA PEMIMPIN WANUA TREMAN SEJAK TAHUN 1685 S/D SEKARANG

1. Lengkong (Lengkong Waya) Thn. 1698 – 1718
2. Sumampouw Thn. 1718 – 1735
3. Weenas Thn. 1735 – 1759
4. Dendeng Thn. 1759 – 1760
5. Umboh Thn. 1760 – 1776
6. Lontoh Thn. 1776 – 1786
7. Worotikan Thn. 1786 – 1787
8. Nelwan Tasiam Thn. 1787 – 1801
9. Judis Nelwan Thn. 1801 – 1825
10. katuuk Kawii Thn. 1825 – 1837
11. Nentur Thn. 1837 – 1854
12. Nalo Warouw Thn. 1854 – 1860
13. Krestian Damopolii Thn. 1860 – 1862
14. Jonathan Direk Thn. 1862 – 1863
15. Korneles Lengkong Thn. 1862 – 1870
16. Petrus Tuwaidan Thn. 1870 – 1910
17. Eduard Lengkong Thn. 1910 – 1917
18. Sumampouw (Thomas) Thn. 1917 – 1919
19. Johanis Katuuk Thn. 1919 – 1921
20. Jost Worotikan Thn. 1921 – 1937
21. Albert Tuwaidan Thn. 1937 – 1950
22. Geradus Lengkong Thn. 1950 – 1957
23. Albert Tasiam Thn. 1957 – 1958
24. Apeles Waturandang Thn. 1958 – 1962
25. George Lengkong Thn. 1962 – 1965
26. John Pangemanan Thn. 1965 – 1974
27. Petrus T. Waturandang Thn. 1974 – 1977
28. Nicodemus Tuwaidan Thn. 1977 – 1987
29. Karel Paul Lengkong Thn. 1987 – 1988
30. Bernadus B. Mekel Thn. 1988 – 1999
31. Estefien Pangemanan (HT wanita ke 1) Thn. 1999 – 2008
32. Bernhard Wolter Johanis Tuwaidan Thn. 2008 – Sekarang

CATATAN :Bpk Johanis Tasiam pernah menjadi Plt. Hukum Tua Thn. 2007 - 2008

ACARA PERKAWINAN MENURUT TRADISI WANUA TREMAN

• Mai Kumewit

Istilah Mai kumewit adalah istilah pertama dalam langkah menuju perkawinan yaitu pihak laki – laki akan pergi kerumah pihak perempuan dan menanyakan apakah dia perempuan itu tidak/ belum mempunyai hubungan dengan laki – laki/ orang lain.

• Maso Minta
Apabila pihak perempuan belum mempunyai hubungan dengan yang lain maka selanjutnya pihak laki – laki akan langsung menanyakan atau langsung meminang (maso minta) kepada keluarga perempuan apakah yang bersangkutan ( permpuan) itu boleh menikah secara sah dengan pihak laki – laki.

• Pekoan (persiapan acara perkawinan)
Dalam acara tradisi budaya ini adalah bagaimana kedua pihak hendak mengatur acara perkawinan, bagaimana pembagian kegiatan dan fasilitas serta kebutuhan anggaran dan dana baik dari pihak perempuan dan laki – laki. Disini pula aka nada acara kecil yang disebut (Padontaan), artinya ; apabila ada dari pihak perempuan atau laki – laki yang mempunyai saudara perempuan lebih tua dan belum kawin biasanya diberikan sesuatu oleh adik laki – laki yang akan melaksanakan perkawinan lebih dulu.

• Makawadi (antar harta)
Acara ini berkaitan pihak keluarga laki – laki yang akan membawa harta kekayaannya untuk diberikan kepada pihak keluaraga perampuan. Biasanya pada jaman dahulu kalau harta yang dibawa pihak laki – laki belum memenuhi syarat maka pihak perempuan belum bisa menerima pinangan laki – laki dan berujung pada pembatalan acara perkawinan.

• Pesta Perkawinan
1. Sumaru : wakil pihak laki – laki akan pergi mendahului keluarga untuk berbicara dengan wakil pihak keluarga perempuan untuk meminta izin mengambil perempuan itu dalam ikatan perkawinan yang sah.
2. Ibadah : biasanya dilakukan sesuai denga agama dan kepercayaan yang telah di setujui bersama apabila ada perbedaan agama.
3. Resepsi : dalam tredisi orang treman setelah perkawinan dilakukan akan dilakukan jamuan makan besar – besaran dan ini dibuat dirumah pihak keluarga perempuan karena mayoritas pesta dilakukan dirumah pihak perempuan

• Balas Gereja
Acara ini biasa dilakukan setelah acara pesta perkawinan berlangsung. Dan biasanya dilakukan di rumah pihak Laki – laki. Di dalam acara ini setelah ibadah, jamuan kasih dan ramah tamah ada acara tradisi Pengasihan yaitu ; dimana pihak keluarga baik laki – laki maupun perempuan akan memberikan sesuatu kepada anak – anak mereka yang baru melaksanakan perkawinan untuk dijadikan bekal pertama berkeluarga.

Catatan : biasanya pada hal- hal begini mempertemukan kembali keluarga dimanapun mereka berada. Sumber Dok. Wanua Treman

ACARA KEDUKAAN MENURUT TRADISI WANUA TREMAN


  • Teror (pengumuman) wia um banua (memberitahukan kepada seluruh bahwa ada anggota masyarakat yang meninggal)
  • Malam penghiburan
  • Rapat perangkat desa di rumah duka, bertujuan mengatur segala kegiatan dan kebutuhan pada waktu pelaksanaan. Diantaranya
    1. Kiar : masyarakat atau jaga yang telah di tugaskan dan mempunyai tanggung jawab di ladang pekuburan.
    2. Kayu : masyarakat atau jaga yang Mengatur segala keperluan dirumah duka termasuk peti mati dan bahan- bahan pelengkap.
  • Sistem Pemakaman.
    1. Ibadah : Majelis jemaat yang telah ditugaskan dalam memimpin ibadah mempersiapkan segalanya. (contoh apabila anggota masyarakat beragama protestan ibadahnya di atur oleh agama yang bersangkutan).
    2. Tumuwar atau toun tani (system mapalus makanan dan perlengkapan dalam system kekerabatan di wanua Treman) : yaitu setiap masyarakat yang merasa perlu membalas kebaikan yang bersangkutan sebelum meninggal.
    3. Pengumuman pemerintah dalam bahasa daerah Tonsea Umum (bukan Bahasa tua tapi umum). Isi pengumuman boleh dimegerti. Adapun kutipannya :
    4. Acara penghiburan setelah pemakaman. Biasanya seluruh keluarga yang ditinggalkan dihibur oleh pelayat- pelayat yang mempunyai suatu aturan permainan tradisional dan menggunakan bahasa tradisional.
  • Tiga Malam : adalah ibadah keluaraga untuk memperingati tiga malamnya yang bersangkutan meninggal (biasanya orang- orang tua di wanua Treman mempercayai bahwa tujuan acara itu untuk meberitahukan kepada yang sudah meninggal bahwa dia sudah tidak bersama- sama lagi sebagai manusia tapi sudah lain dan berbeda.
  • du Mingguan : acara peringatan seminggu meninggalnya yang bersangkutan. Biasanya disertai ibadah. Istilah “Raromangan” biasanya dipakai disini yang artinya menyusun kembali apa- apa yang telah diberikan kepada keluarga maupun sebaliknya.
  • kumopiah : acara pertanggung jawaban keluarga berduka dan pemberitahuan kepada pemerintah tentand pelaksanaan acara kedukaan yang telah berlangsung. (contoh : pemerintah wanua menanyakan seluruh kebutuhan yang dipaaki apa sudah terlunasi atau belum).
  • 40 hari : acara peringatan 40 hari meninggalnya yang bersangkutan. Biasanya disertai ibadah.
  • 1 taongan : acara peringatan satu tahun meninggalnya yang bersangkutan. Biasanya disertai ibadah

Catatan : biasanya pada hal- hal begini mempertemukan kembali keluarga dimanapun mereka berada. Sumber Dok. Wanua Treman

CONTOH : TATACARA IBADAH DALAM TUTUR MALAYU TONSEA


(data di ambil dari Ibadah pembukaan pagelaran seni budaya Tonsea & alfrets Sundah Cup 2009)

RERAGHESAN WIA SI EMPUNG WITU RAMPORAN

PANGINAYOAN PEPU’NA/ DOA AWAL (Waya Rumondor)
Tunduan : Empung Waidan tembo- tembone
Pemimpin : Tuhan Maha Besar tiliklah
Temboan semengalei- ngalei ungkado’odan
Lihatlah kami yang beribadah demi kerajaanMu
Seneraghes : Siko si sumolo witu ungkelangan
Jemaat : Engkaulah yang menerangi jalan kami
Siko simapekasa umbaya mpiri’
Engkau yang mempersatukan kami semua
Wia reghe- reghesan
Umat manusia di tanah/ bumi ini

Musik bambu/ bia : “Opo Menanatase”
Opo menanatase tembone semengalei- ngalei, tembone se mengale- ngalei
Pakatuan pakalawiden, kuramo ngkelaley dangit teintumo ungkelaley tana’
Kuramo ngkelaley tana teintumo ungkelaley ta tou
Kita tou wia mbawontana karia enimapasusuat uman
Enimapasusuat uman karia wia si Opo menanatas
Si Opo menanatas sia si meta’u ambaya
Sia si meta’u ambaya mamoali wi mbawointana

SIGHI WO TOTOLAN RAGHES/ TAHBISAN & SALAM
Tunduan : Pasungkudan paemananta yaay…
Pemimpin : Persekutuan ibadah kita pada saat ini
I wadi- wadi Ni Empung witu un tarendem Wangko
Disertai oleh TUHAN ALLAH didalam kasih yang besar dalam
Ni Yesus Kristus, wo sinelangkew ni roh kudus. Amin
TUHAN YESUS KRISTUS dan dalam kuasa Roh Kudus. Amin
Domey wo ungkamang ni Empung udit lumekep wia ni kita piri
Damai sejahtra dan kasih karunia dari Tuhan kita menyertai kita semua
Seneraghes : nendo nania akad ka’ure- ure
Jemaat : sekarang dan selama- lamanya
T+S (P+J) : Kumantar, Opo Empung Simawadi/ Allah hadir bagi kita
Opo Empung simawadi sungkudan ne ma’eman
Sumelangkew kita waya witun sena’ Roh kudus
Witu Roh kudus yo Empung kamangen kami piri
Werune u nate ami wo kamangene kami
(Sekatuari mendope umpean)
LELAYAAN/ PUJI- PUJIAN
Tunduan : U dangit tumarnem ang kakendisan ni empung wo un
Pemimpin : Langit menceritakan kemuliaan, dan
Selangkew matudu’an siniwo-Na;
Cakrawala memberitakan pekerjaan tangannya
Unendo mower untarnem witu a nendo wadina, wo
Hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
Umbengi me’e ingkaan yaay witu umbengi wadina
Malam menyampaikan pengetahuan itu pada malam
Dai sapa abar wo dai sapa tarnem rikoka nera dai
Tidak ada kabar baik dan tidak ada kata, suara mereka tidak
Patadingan , ta’an serawat near simerew umbwontan,
Terdengar, tetapi gema mereka terpencar keseluruh dunia,
Wo an tarnem near akad aki pepondol reghe- reghesan!
Dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi!
(Mazmur 19:2-5)
T+S(P+J) : Kumantar “Waya A Wunga” /Semua bunga ikut bernyanyi
Waya a wunga senelaya lumaya nateku
Wo’mbaya dukut sinerayaran Empung sipalaya’anta
Ambaya kelang wia’ntana matuntus mange ‘ki s’Empung
Umpeosan reghes domey mekewadi ‘ki s’Empung
Waya a wunga yo senelaya lumaya nateku
Wo’mbaya dukut sinerayaran Empung sipalaya’anta

AKUN AMBAYA ANSA’AP /PENGAKUAN DOSA
Tunduan : Katuari- katuariku, Rerendeman ni Empung!
Saudara- saudara, kekasih dalam Tuhan
Meimo kita senewadi dumukud wia si Empung wo kita
Marilah kita bersama tunduk merendah dihadapan Tuhan dan
Makiwe ampung witu an lewo’ sesiwonta!
Memperoleh pengampunan atas segala kesalahan kita
Tunduan : Kita Manginayo (kita berdoa) …
T+S : Kumantar “Satoro Empung” (Lagu gubahan Satoro Mama)
Satoro Empung elekene kami piri
Nikami yo mengalei uman wia niko
Maan kami dakedo un sesiwon tea dupaan kami yo aki- akiten
Endo wo ‘mbengi aku mengalei
Dukadan ungkelangan wo tamber- tambera…
Nikami udit Empung, dai s’kaketedan
Sa kami dai timombol U rendem ni Empung Yesus

ABAR KAPIDOAN /BERITA KESELAMATAN
Tunduan : Mbaya ang kapidoan witu si Empung-ta, udit rumempe-
Pemimpin : Sesungguhnya keselamatan dari padaNya dekat pada
Rempe’ se tou se meinde’ ni sia, wo angkelawidan nei
Orang- orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan
Totol wia umbanua-ta
Diam di negri kita
Tarendem wo katundu- tunduan udit yo senasungkud,
Kasih dan kesetiaan akan bertemu
Katerenan wo angkelaleyan udit makambe- kambengan,
Keadilan dan damai sejahtra akan bercium- ciuman
Katundu- tunduan rondor tumour wia un tana, wo ung
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan
Katerenan mato- pato- e aki dangit
Keadilan akan menjenguk dari langit
Si Empung udit yo mayo-e ambaya le’os, wo umbanua-ta
Bahkan TUHAN akan memberkati kebaikan, dan negri kita
Yaay yo udit mee wua’na
Akan memberi hasilnya
Ang katerenan yo kumela- kelang witu un saru- saru- Na
Keadilan akan berjalan di hadapanNya,
Wo sumiwo am-bari’us na mamoali lalan
Dan akan membuat jejak kakiNya menjadi jalan
(Mazmur 85: 10-14)
Kumantar : TANTUPE UNGKELAYA/ ALANGKAH BAHAGIANYA
Tantupe ungkelaya’ta sa maleos-leosan
Witu umpatuarian akad kaure- ure
Tantu pe ungkelaya’ta sa maleos- leosan

KUMAPEY KELAWIDAN NE TOU SENARONDOR/
MEMOHON KESEJAHTRAAN NEGRI MAZMUR 144: 12-15
Tunduan : Yo karenganman serinte’ta tuama, udit du’an tetanemen
Pemimpin : Semoga anak- anak lelaki kita seperti tanam- tanaman
Seneraghes : Timou mamoali wangko’ witu ungkamuda- mudaan
Jemaat : yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya
Tunduan : wo ambaya serinte’ta wewene, udit du’an tumbol
Pemimpin : dan anak- anak perempuan kita seperti tiang- tiang penjuru
Seneraghes : ung kineretan pepaken witu umbale ni wadian
Jemaat : yang dipahat untuk bangunan istana
Tunduan : karenganman mbaya a-gedong-ta yo pudi- pudingen
Pemimpin : semoga gudang- gudang kita penuh
Seneraghes : witu ambaya penapuden le’os
Jemaat : mengeluarkan beraneka ragam barang
Tunduan : karenganman se reringaten-ta yo mamoali riwu- riwuan,
Pemimpin : semoga kambing domba kita menjadi beribu- ribu
Seneraghes : pudu-pudu-riwu aki panguma-anta
Jemaat : berlaksa- laksa di padang- padang kita
Tunduan : karenganman yo se sapita marembur
Pemimpin : semoga lembu sapi kita sarat
Seneraghes : karenganman yo dai sapa sala’ung kelang, dai siapa
Patean, dai sapa pa’osan, wia um pengarian-ta
Jemaat : semoga tidak ada kegagalan, dan tidak ada
Keguguran. Dan tidak ada jeritan di lapangan- lapangan kita
Tunduan : yo lumaya- laya’mo se tou senarondor se udit du’an uni’tu
Pemimpin : berbahagialah bangsa yang demikian keadaannya
Seneraghes : lumaya se tou senarondor se mangopo’ si Empung pakasaan
Jemaat : berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan
T+S : Kumantar “O Minahasa”
O Minahasa kinatoanku sela rimae unateku meilek ungkewangunanmu
Ngaranmu kendis wia nusantara
Daked cingke pala wo’ngkopra semateles melelowa
Dano tondano, petak wo numamu
Terbur lokon wo’nsoputan mawes umwangunmu
O kinatoanku minahasa kukumeret witu nateku mewangun umbanuaku

BEBACAAN U DENAS WO UN SESINAU (Ipa Melayu)
- Manginayo/ Berdoa
- Bebacaan Denas pnantik/ Membaca nas Alkitab

SESINAU

- Musik/ Instrumen
- Kumantar/ nyanyian sambutan WAYA DAESKU/ TIAP LANGKAHKU
Mbaya daesku tinantu ni Empung wo witu rendemNya kukumelang
Maan reghes madimbui makadiput kumelang witu lalan nyEmpung
Mbaya daesku tinantu ni Empung tumoro mena ungkadomeian
Akad ku toro mange wo dumood witu umpengarian ni Empung

RERAGHESAN/ PERSEMBAHAN
Tunduan : Katuariku senaeman witu si Empungta Yesus Kristus!
Pemimpin : Saudaraku seiman dalam Tuhan Yesus Kristus!
Dakedo un tarendem ni Empung wia ni kita
Begitu besar kasih dan berkat Tuhan bagi kita
Endo nania yaay maimo kita mee persembahan
Saat ini marilah kita mempersembahkan persembahan
Tanu reraghesta si Empung, si kimamang nikita, wo si
Sebaga wujud penyembahan kita pada Tuhan pemberi berkat
Mine-e umbanua leos wia nikita. Kasuatan ma-raghes
Yang memberi tanah/ desa yang baik bagi kita. Sementara itu
Kita kumantar WAYA NE TOU WIA UMBAWONTANA
Kita menyanyi SEGALA BENUA DAN LANGIT PENUH
Waya ne tou wia umbawontana, mai senewadi rumaghes s’Empung
Empung pakasaan tarendem wangko ama-ta rondor tu ngaran ni Yesus
Empung Yesus rondor leos minee ngkaleosan nggenang ni Empung
Way ne tou witu nendo wia muri kumurur mekasa wia si Yesus
Dai si wadina sitoro mee lalan si Yesus man ange s’tor tumulung
Empung Yesus rondor leos minee ngkaleosan nggenang ni Empung
Nikita udit senewadi uman, tumundu u lalan ni Yesus Kristus
Maan weta’yo dakedo mpaosan kumelang witu u lalan ni Yesus
Empung Yesus rondor leos minee ngkaleosan nggenang ni Empung

Tunduan : kita dumukud sumerahkan mbaya reraghesta!
Pemimpin : kita tunduk dalam doa mempersembahkan persembahan kita!
O Empung waidan, kenumo ambaya u reraghes ami
Oh TUHAN, inilah seluruh persembahan kami
Yaay! I raghe ami niko, waya angketare, wo mbaya ang
Persembahan kami kepadaMu ini adalah yang terutama dan yang
Kendis. Kamangene kami wo pekatuan kami piri, se
Terbaik. Berkatilah kami dan berikanlah panjang umur kepada kami
Mengalei ambaya kaleosan wia mbawontana yaay. Amin
Yang selalu berseru untuk kebaikan tanah kami. Amin

PANGINAYOAN PEKASAAN/ DOA UMUM
# Manginayo mimpupus kedungan, wukaan lalan wo kamangen ni Opo Empung
# Sampetan
# …

KANTAREN MEMURI/ NYAIAN PENUTUP
Tunduan : Katuariku senasungkud witu um paemananta rondor!
Pemimpin : Saudara- saudara sepersekutuan dalam iman kepada TUHAN
Maimo kita senewadi rumondor, kita mengalei wia si
Marilah kita berdiri, kita bermohon kepada
Empung, wo sumampet wia ureraghesan ta nendo nania,
TUHAN, dan kita menyatukan penyembahan kita saat ini
Witu un tetambaken memuri: SUNGKUDAN PATUARIAN
Dengan menyanyi lagu penutup Serikat persaudaraan
Sungkudan patuarian yo wangu- wangunen
Keteden um pinasaan witu lalan nyEmpung
Kumelang mawadi- wadi witu ‘mpaemanan
Maleos- leosan kita, marendem- rendeman
Tunduan : Ungkamang won tarendem ni Empung un tarendem witu un tetebusan
Ni Yesus Kristus, wo ung kaketedan witu si Roh kudus udit
Senewadi wo simelangkew nikita piri, nendo nania, sawo’ndo akad
Wia Muri nu muri
Seneraghes : Amin… Amin… Amin… Amin… Amin

Kapepen : Kumantar lelayaan “Lumaya pe nu wia pe reghe- reghesan”

Dia yang telah dilupakan

Dia yang telah dilupakan
Corporal KNIL. E. LONGDONG (Om Dondok)

Pusaka Dotu Warouw

Pusaka Dotu Warouw
Pusaka yang telah berada di generasi ke 9 Dotu Warouw

napa yang punya Pusaka...

napa yang punya Pusaka...
Judy Lengkong

------------------

------------

ORANG - ORANG JAGO DARI TREMAN

napa tu orang - orang jago dari treman, dorang tele tu sekarang so kaseh- kaseh Top tu nama treman di luar daerah sampe luar negri!!!

FUTURE ECONOMIC MASTER LEADER

FUTURE ECONOMIC MASTER LEADER
(PEGGY A. MEKEL. SE,MA) Wakil ketua Pemuda Sinode GMIM, General Manager Sigma capital Manado, Member of World Curch Council... Jangan salah, ni cewe ini orang Tonsea, mar dia pe darah asli treman, depe nama beking bagus kampung treman... ngoni boleh bakudapa dengan dia setiap hari minggu lantaran dia jaga pulang treman

Ir. Joppy Lengkong

Ir. Joppy Lengkong
Kepala Dinas Kehutanan Minahasa Amian

GENERAL MANAGER PT. EGATRA TOUR Depok Town square Jakarta

GENERAL MANAGER PT. EGATRA TOUR Depok Town square Jakarta
JIMMY TUWAIDAN DENG ISTRI..

ARCHELOUS TUWAIDAN DENG ISTRI

ARCHELOUS TUWAIDAN DENG ISTRI
Anggota DPRD MINAHASA UTARA, Orang Treman yang penuh dengan dedikasi serta sadar membangun tanah tercintanya, tanah leluhurnya, dibuktikan dengan penghargaan tertinggi (Lifetime Achievement Awarad) langsung dari Kepala Negara.. mempunyai pemikiran yang Realitas, peduli masa depan Tou muda minahasa... I jaja U santi!

Purn. Kombes Pol. H. K. Lengkong

Purn. Kombes Pol. H. K. Lengkong
Ketua 5, Paimpuluan u nuwu ne Tonsea, Ketua BPD Wanua Treman

Fransisda M Tuwaidan

Fransisda M Tuwaidan

Sebuah Essei jurnalistik dari dan untuk Tou Minahasa yang Ber- Mawale ke tempat asalnya.


“Dia sedang bergerak pulang ke Tanah asalnya”

Setelah perjalananku dengan teman- teman terhenti sejenak, akupun kembali kampung halamanku, desa Treman untuk beristirahat. Matahari telah tunduk pada Dewi Bulan waktu aku tiba di kampung tanggal 23 november lalu. Ada hangar bingar kecil terdengar ketika aku berjalan di seputaran lapangan Esamokan. Yaaa, itu tak lain adalah pertandingan bola voli dan lari 5x1000 meter antar pemuda se-sinode GMIM yang dilakukan di kampungku, aku juga mungkin salah satu panitianya (maklum hidupku jarang dirumah).

Disela- sela keramaian aku tertegun oleh kehadiran sesosok wanita yang tinggi tegap dengan pembawaan yang wibawa, perawakan yang orientalis dan penuh percaya diri sedang duduk dipanggung kehormatan mungkin istilahnya yang bersebelahan dengan wkl. Ketua 1 pemuda Gmim bid. Misio. Pnt. Peggy Mekel, sebelah kirinya ada Sdr. Janto Tuwaidan, Sdr. Jimmy Tuwaidan, Sdri Ningke Pangemanan dan juga ada Pdt. N. Tuegeh Pinaria. MTh, Ukung (Hukum Tua) Wanua Treman, Bpk. B.W.J. Tuwaidan serta para undangan. Setelah lebih dekat lagi kearah panggung aku baru tau ternyata dia Fransisca M. Tuwaidan atau akrab dipanggil “Etha”. Rasa senang dan bangga akupun mendekat, siapapun pasti senang kalau melihat saudaranya yang telah lama meninggalkan kampung halaman dan kini sudah berada kembali bersama- sama? Memang sewaktu masih anak- anak dulu saya mengenalnya sedikit dekat tapi sejak Etha pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib saya sudah hampir tidak pernah melihanya lagi. Kata saudara- saudara di kampung, pakakaan ini (sebutan hormat untuk saudara yang lebih tua dikampung) telah menjadi seorang Pengusaha yang sangat sukses dijakarta (salah satunya usahanya yaitu Presiden PT. Egatra Tour). Lalu kanapa dia kembali? Kenapa dia ada disini? Aku tau dia memang orang Treman, aku juga terasuk kerabatnya walau belum tau ikatan keluarganya darimana tapi apa maksudnya dia pulang kalau dia sedang punya ribuan kesibukan di Jakarta??

Mencari penjelasan kasana- kemari walaupun dengan berbagai sub-versi, mensurvei keadaan yang ada dikampungku, bejalan- jalan tiap sore di kampung, mendengar omong kosong kiri kanan sekalian saja melepaskan rasa penatku yang setelah beberapa waktu terakhir ba-Ron di Minahasa akhirnya aku mendapat kesimpulan sendiri. “Etha sementara mawale (kembali ke asal dan mencari identitasnya sendiri), Etha pulang modatang bangun kampung, Etha modatang cari ulang depe sudara- sudara, Etha brani kaseh tinggal depe kesibukan di jakarta for molia depe tanah kelahiran, deng kalo qta mobilang nyanda ada sto orang minahasa rupa Etha yang boleh sama deng Etha pe pikiran skarang, bahkan Orang- orang yang sedang tinggal disini”. Mungkin konsep berpikirnya Etha adalah “Think Globaly, Act Locally”, mungkin saat ini Etha mempunyai kerinduan terbesar dalam mind setnya untuk membantu memulai kehidupan yang baru di Minahasa bagian utara ini khususnya di Treman.. Apapun itu tetap “katoro ni Empung” atau kembali pada yang Kuasa, lantaran kalau pakakaan berpikir begitu, berarti aku dan Etha mempunyai visi, konsep dan pemikiran yang sama walaupun dengan jalan dan nasib yang berbeda. Dan Etha tidak sendiri karena ada Gerakan “Mawale Movement” yang akan siap di belakangmu, sebuah gerakan sadar budaya, ingat asal- usul dan sedang kembali ke asal untuk mencari identitas diri Tou Minahasa! “for qta, nyanda ada pikiran- pikiran laeng yang qta anggap pa Etha, lantaran sapapun dia, darimanapun dia, kalau perduli, memahami dengan masyarakat dan tanah adat minahasa, berarti dia so bapikir tentang yang Terdahulu, sekarang, dan kedepan secara sadar, positif, dan luas untuk Minahasa, dan Etha sedang Menatap Tanahnya, jangan lupa lia akang tu batu Nona Kema, batu lisung Makalisung, Tenget watu Treman, Tumatenden airmadidi, Tumi’deng lembean dan waruga- waruga yang mulai hilang satu persatu, dan identitas- identitas lain yang sudah mulai hilang dari tanah Tonsea karena barangsiapa menghormati identitas terutama identitas para leluhur, dia akan dihormati identitasnya. Etha sedang pulang ketempat asalnya, Mari kita berjuang bersama- sama, I Jajat U Santi…

Laporan : Ch. D. Rooroh

CHANDRA D. ROOROH

CHANDRA D. ROOROH
Penulis, penyair, wartawan Budaya dari Treman

Dendam Rumput Liar

Dendam Rumput Liar

“MAAF, TONSEA TIDAK TIDUR! “

Sebuah catatan yang menjadi Rintisan bangkitnya kembali kesdaran berseni budaya di Tana TONSEA khususnya di wanua- wanua Treman yang di motori oleh sekelompok pemuda yang peduli akan identitasnya yang asli serta hormat akan leluhur- leluhur, agama dan tardisi. tulisan ini telah di muat dalam media massa antara lain Manado Post & Swara Kita serta Media- media elektronik lainnya yang mengambil Tema : Tentang Malam Kreativitas Seni Studio Eben Haezer Treman

Oleh : Chandra D. Rooroh

Terpaan angin dingin gunung klabat tak membeku gejolak pemuda-pemudi Treman, desa yang berpenduduk sekitar 3000 jiwa ini, untuk mengadakan iven seni. Di langsungkan dengan nama “ Malam Kreatifitas Seni Pemuda Treman 2005“. Tak lepas dari gebyar hari kemerdekaan, acara seni ini sangat diresponi oleh masyarakat Treman dan sekitarnya. Tak kurang dari 500 pasang mata turun memadati acara di panggung terbuka pingiran jalan Minawerot kecamatan Kauditan. Turut hadir dalam acarah tersebut adalah Sekertaris desa Treman bpk, J. Katuuk dari unsur pemerintah, Pdt, I. Makalew Pongoh, bpk. Lengkong Tasiam mewakili unsur pemuka agama, dan dihadiri wakil ketua 1 pemuda sinode GMIM Pnt, Peggy A. Mekel SE.MA. yang juga adalah penanggung jawab acara ini. Acara yang dilaksanakan pada 17 agustus lalu ini dimulai pukul tepat pukul 18.00 wita ini berlangsung kurang lebih tiga jam. Acara ini didahulukan dengan ibadah pendek dan diteruskan oleh pergelaran kolsborasi seni dari Studio Eben Haizer dengan jumlah personil 15 orang diantaranya ada juga peteater yang memotori jalannya pentas seperti Erick Waturandang, Arke Pinontoan, Vino Mekel, Ryan Pontoh, Robert Mandagi dan Norman Tondok, serta pedenser sekaligus peteater Mayshel Kusen, Imelda Ngangi, Prilly Mekel, Pretty Lewu, Norman Sayangbati, Frandy Mawuntu, yang tampil dengan naskah berjudul “Rumahku Tuhan, Rumahku Hantu “ yang ditulis serta disutradarai oleh penulis sendiri. Pemuisi-pemuisi yang tampil sebagai pendukung pada teater tersebut misalnya, Jemmy Katuuk STh, Amelia Rotty dan Raymon Tangkudung. Pentas kolaborasi tari-puisi-teater ini berlangsung hikmat, mistis dan kental aroma adat Minahasa digabungkan dengan diangkatnya isu-isu kontemporer Minahasa. Ini mengandung arti biarpun satu era berganti, oleh modernisasi sekalipun, namun seni budaya sudah seharusnya tetap ada dan terpelihara dengan pewujudan yang kontemporer pula tentunya. Kemudian, lewat acara ini para kreator-kreator seni muda dapat mengapresiasikan talenta-talenta mereka dalam suatu wadah (sanggar) yang telah ada di desa ini sehingga dapat lebih terarah dan profesional. Pagelaran acara ini adalah sebuah jawaban terbuka terhadap “provokasi” menantang daerah-daerah pedalaman untuk bangkit ber-seni yang telah digelindingkan oleh pegiat-pegiat sastra dan budaya sulut dari Komunitas Pekerja Sastra (KONTRA) Sulut, Teater Kronis Manado, Sanggar Dodoku Wuwuk, Studio X Sonder, Komunitas Soesube Koha, Teater Ungu Tondano, dan kamerad-kamerad budaya lainnya yang sedang giat-giatnya menghembuskan angin “Renaisans Sastra-Budaya Minahasa”, kebangkitan kesadaran identitas bangsa Minahasa, yang mengajak kita untuk “ mawale “ atau kembali ke “rumah”, kembali membangun lokalitas. Lewat kegiatan ini nyata bahwa seni di Tonsea tidak tidur apalagi mati dan akan selalu terjaga, selama intensitas kegiatan-kegiatan seni-budaya dan pembangunan kantong-kantong seniman seperti sanggar, teater, kelompok seni, dan sebagainya masih tetep dipertahankan. Akhir kata, giliran saya ingin berucap: “Kalu Manado sudah, Sonder sudah, Tareran sudah dan Koha sudah, sekarang Treman juga sudah, no skarang sapa le?”.

Wale bekas Hukum Tua Ny. E. Tuwaidan Pangemanan

Wale bekas Hukum Tua Ny. E. Tuwaidan Pangemanan

Wale Bekas Hukum Tua K. Lengkong

Wale Bekas Hukum Tua K. Lengkong

Wale Bekas Hukum Tua J. Pangemanan

Wale Bekas Hukum Tua J. Pangemanan

Wale bekas Kumtua Bpk. B.B. Mekel

Wale bekas Kumtua Bpk. B.B. Mekel

Wale bekas Hukum Tua Nico Tuwaidan

Wale bekas Hukum Tua Nico Tuwaidan

Lapangan "Plein" Treman

Lapangan "Plein" Treman
paling rame kalo 17 agustus

Strat- strat Wanua TREMAN

CUMA MO KASEH TUNJUNG NOH.. SAPA TAU ADA YANG SO 100 TAONG DI LUAR TREMAN KONG SO LUPA LORONG!! hehehehe..

Lorong satu

Lorong satu
seblah drja pas pinggir waruga

Lorong dua

Lorong dua
seblah Greja bagian barat

Lorong koki

Lorong koki
tampa barmaing akang 'woku-woku' waktu kacili

Lorong bok bawah

Lorong bok bawah
pas di muka SD teladan

Lorong anam

Lorong anam
paling top di antara lorong-lorong

Lorong kota pagi

Lorong kota pagi
bilang kota pagi lantaran stiap pagi rame deng anak skolah smp katu kwa

MINAWANUA TAREUMAN

300 METER DARI LORONG ANAM KONG KE BAWAH.. SEBENARNYA BOLEH JADI ASET PARIWISATA DENGAN MENJAGA KELESTARIANNYA.. MAR MUDAH-MUDAHAN ADA ORANG TREMAN YANG MO PULANG KONG LIA NOH!